Museum Keraton Surakarta merupakan sebuah
museum di tengah kota Solo, tepatnya di kelurahan Baluwarti, kecamatan Pasar
Kliwon. Setiap hari hampir selalu diramaikan oleh para penjual souvenir, becak
dan juga andong. Museum ini buka Senin-Kamis pukul 09.00 hingga 14.00
dan Sabtu- Minggu hanya hingga pukul 13.00. Khusus hari Jumat museum ini
libur/tidak buka. Wisatawan diwajibkan membeli tiket masuk di loket-loket yang
telah disediakan yaitu di pojok barat tepat samping pintu masuk atau bisa juga
di loket dekat parkir kendaraan. Ketika memasuki pintu gerbang museum, wisatawan
akan disambut oleh patung dari Sinihun Pakubuwana X (Raja Pakubuwana X).
Terdapat dua kawasan yang dapat
dikunjungi wisatawan di dalam Museum Keraton Surakarta. Kawasan utama di
sebelah barat dan timur. Di sebelah barat wisatawan akan dipandu untuk melihat
beberapa bangunan inti keraton, sementara di sebelah timur wisatawan dapat
melihat-lihat koleksi benda-benda budaya milik keraton. Biasanya wisatawan akan
dibawa ke kawasan sebelah barat terlebih dahulu oleh pemandu dari keraton,
namun akan terdapat beberapa tata tertib yang harus dipatuhi seperti tidak
boleh memakai topi, kaca mata hitam, celana pendek, sandal dan jaket.
Setelah memasuki kawasan inti
keraton, wisatawan akan menemukan hamparan pasir dan pepohonan sawo kecik yang
disusun rapi di halaman inti kraton tersebut. Pasir itu diambil dari pasir
pantai Parangtritis dan konon bila berjalan tanpa alas kaki di atas pasir-pasir
tersebut akan mencegah penyakit reumatik.
Lalu wisatawan juga akan melihat
Sasana Sewaka yaitu bagian penting dari bangunan Keraton Surakarta yang
digunakan untuk menggelar Jumenengan atau perayaan ulang tahun kenaikan tahta.
Serta Panggung Songgobuwono yaitu
menara sebagai tempat mengintai aktifitas di Benteng Vastenburg (markas Kompeni
Belanda) dan konon tempat pertemuan gaib raja dengan Kanjeng Ratu Kidul (Nyai
Roro Kidul).
Bangunan utama sebelah timur yang
dijadikan ruangan untuk Museum Keraton Surakarta ini adalah bekas bangunan
kadipaten. Bangunan ini terbagi dalam beberapa ruangan yang dapat dijelajahi wisatawan
dengan berjalan berlawanan arah jarum jam. Ruangan pertama wisatawan dapat melihat
beberapa koleksi lukisan dan kursi raja Keraton Kasunanan Surakarta.
Ruangan kedua berisi benda bersejarah
yang terbuat dari perunggu dan juga batu seperti arca.
Ruang ketiga ini wisatawan akan
disambut dengan patung kuda yang lengkap dengan dandanan dan aksesoris yang
berada di dalam ruang kaca. Kuda seperti ini adalah kuda yang dinaiki oleh
pengantin pria kerajaan.
Ruang keempat berisi adegan kesenian
tradisional. Beberapa kesenian yang digambarkan disini seperti adegan
pertunjukan wayang kulit, wayang beber, klenengan, dan beberapa kesenian daerah
lainnya.
Ruang kelima masih berhubungan dengan
ruang sebelumnya dimana di ruang ini dapat ditemukan beberapa benda seni dan
juga gambaran adegan beberapa kesenian daerah. Selain kesenian, di ruang ini
juga tampak beberapa adegan upacara adat seperti selamatan atau adegan budaya
seperti pandai besi.
Sementara itu, diruang keenam wisatawan
dapat menemukan alat-alat atau perlengkapan upacara adat hingga beberapa
senjata tradisional dengan bentuk dan rupa yang unik.
Terpisah di sebelah timur wisatawan
akan memasuki ruangan ketujuh. Di dalam ruang ini beberapa kereta kerajaan yang
tampak masih terawat dapat ditemui.
Ruang kedelapan
pengunjung akan menemukan dayung dengan ukuran luar biasa besar yang dulunya
merupakan bagian dari perahu di era raja terdahulu. Di sebelah dayung besar
berjajar beberapa patung kepala raksasa sebagai hiasan perahu. Termasuk
diantaranya adalah patung Rajamala yang terkenal.
Ruangan terakhir berisi
senjata-senjata juga diorama dan patung perang Diponegoro.